Subscribe:

Tuesday 1 September 2015

Cuntaka/sebel menurut Hindu


Masyarakat Hindu, khususnya di Bali mengenal istilah  cuntaka/ sebel. Dimana orang yang dalam keadaan cuntaka/sebel ini tidak diperbolehkan untuk memasuki tempat suci, cuntaka itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak suci menurut pandangan Agama Hindu.
Penyebab terjadinya cuntaka, pada umumnya cuntaka disebabkan
oleh kematian. Di samping itu ada penyebab-penyebab lain yang menyebabkan cuntaka, yaitu:
1.      Cuntaka karena haid/mestruasi
2.      Cuntaka karena wanita bersalin
3.      Cuntaka karena wanita keguguran kandungan
4.      Cuntaka karena perkawinan
5.      Cuntaka karena gamia gamana (memperistri atau mempersuamikan orang yang tidak pantas di jadikan suami atau istri, missal : memperistri ibu kandung atau saudara kandung)
6.      Cuntaka karena salah timpal (bersetubuh dengan binatang)
7.      Melakukan sad tatayi
Masyarakat yang dalam keadaan yang tidak suci ini tidak di perkenankan untuk memasuki tempat suci, sekarang timbul suatu pertanyaan bagaimana ruang lingkup cuntaka dan  sampai kapan cuntaka ini berlangsung?
Ruang lingkup cuntaka sangatlah bervariasi tergantung dari jenis cuntakanya ataupun desa, kala, patra/ tempat, waktu, keadaan.
1.      Kematian ruang lingkup cuntakanya meliputi keluarga terdekat sampai dengan mindon, serta orang-orang yang ikut mengantar jenazah, demikian pula alat-alat yang dipergunakan dalam keperluan itu.
2.      Cuntaka karena haid/ menstruasi ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi dan kamar tidurnya
3.      Cuntaka karena wanita bersalin ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi, suaminya dan rumah yang ditempatinya
4.      Cuntaka karena wanita keguguran kandungan ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi, suaminya dan rumah yang ditempatinya
5.      Cuntaka karena perkawinan ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi dan kamar tidurnya
6.      Cuntaka karena gamia gamana ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi yang melakukannya dan desa adatnya
7.      Cuntaka karena salah timpal ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi yang melakukannya dan desa adatnya
8.      Melakukan sad tatayi ruang lingkup cuntakanya meliputi diri pribadi.
Batas waktu cuntaka/ sebel
1.      Kematian  batas waktu cuntakanya disesuaikan dengan loka dresta dan sastra dresta
2.      Cuntaka karena haid/ menstruasi batas waktu cuntakanya, selama masih mengeluarkan darah sampai membersihkan diri
3.      Wanita bersalin batas waktu cuntakanya, sekurang-kurangnya 42 hari dan berakhir setelah mendapat tirtha pembersihan dan suaminya sekurang-kurangnya sampai kepus puser bayinya
4.      Wanita keguguran kandungan batas waktu cuntakanya, sekurang-kurangnya 42 hari dan berakhir setelah mendapat tirtha pembersihan
5.      Cuntaka karena perkawinan batas waktu cuntakanya, sampai dengan kena tirtha pabyakaonan
6.      Cuntaka karena gamia gamana batas waktu cuntakanya, sampai diceraikan, diadakan pabersih baik secara diri pribadi maupun desa adat/kahyangan
7.      Cuntaka karena salah timpal batas waktu cuntakanya,di sesuaikan dengan desa, kala, patra
8.      Melakukan sad tatayi batas waktu cuntakanya, sampai diprayascita dan tidak diperbolehkan menjadi seorang rohaniawan
Adakah penjelesan yang rasional tentang cuntaka tersebut? Tentu, segala hal dalam Agama Hindu dapat dijelaskan dengan rasional dan mengandung banyak nilai-nilai pembelajaran etika dan sopan santun.
1.      Cuntaka karena kematian, Hindu memberikan waktu kepada umatnya untuk merelakan dan tidak larut dalam kesedihan ketika ditinggal oleh sanak saudaranya kembali kepada sang pencipta, kenapa tidak boleh ke tempat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesucian, karena pikiran masih merasa sedih dan belum bisa focus untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut maka dari itu di berikanlah waktu untuk merelakan sanak saudaranya kembali kepada sang pemilik kehidupan.
2.      Cuntaka karena haid/menstruasi, para perempuan pada umumnya akan merasa sangat sakit ketika haid/menstruasi dan kondisi emosionalny pun akan menjadi sangat labil, dalam keadaan ini akan sangat sulit untuk memokuskan pikiran menuju Ida Hyang Widhi dan mencegah hal-hal yang tak diinginkan maka bagi wanita yang sedang datang bulan tidak diperkenankan memasuki tempat suci
3.      Cuntaka karena wanita bersalin, Hindu memberikan waktu kepada ibu untuk mendedikasikan seluruh waktunya untuk bayinya yang baru lahir, baik itu merawat bayinya, mendidik bayinya dan memulihkan diri setelah melahirkan, sehingga terjadi hubungan antara ibu dan anak
4.      Cuntaka karena keguguran, pasangan suami istri pasti akan sangat sedih ketika buah cinta mereka tidak lahir kedunia, dalam situasi ini psikologis dari pasangan suami istri ini pasti belum siap untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang suci karena masih belum bisa mengiklaskan.
5.      Cuntaka karena perkawinan, sebaiknya jangan dulu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat suci karena pikiran masih diliputi oleh kama atau nafsu, kama atau nafsu yang menggebu-gebu akan menyulitkan untuk focus ke kegiatan-kegiatan suci tpi mungkin akan focus pada kegiatan-kegiatan pada prosesi perkawinan itu
6.      Cuntaka karena gamia gamana, tidak diperbolehkan melakukan kegiatan-kegiatan suci karena yang bersangkutan melakukan suatu pelanggaran etika, yaitu mengawini orang yang tidak boleh dikawini ( ayah,ibu,saudara,anak kandung)
7.      Cuntaka karena salah timpal(bersetubuh dengan binatang), juga merupakan suatu pelanggaran etika yang berlaku dalam masyarakat sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan suci sampai mendapat pembersihan
8.      Cuntaka karena melakukan sad tatayi, juga merupakan pelanggaran etika dan sopan santun, sehingga tidak diperkenankan melakukan pekerjaan suci karena pikiranya amat sangt liar dan tak terkontrol.
Demikianlah sedikit ulasan tentang cuntaka,semoga tulisn ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua orang dan tidak menyalahgunakannya untuk kepentingan memecah belah


0 comments:

Post a Comment