Dalam
postingan sebelumnya kita telah mengetahui sekilas tentang apa itu Cetik dan betapa bertentangannya Cetik dengan ajaran agama Hindu. Pada
kali ini saya akan mengulas sedikit tentang jenis-jenis Cetik yang ada.
Secara tradisional masyaraka
t Bali mengenal tiga macam
racun, sesuai dengan organ reseptornya, yaitu Upas, Cetik dan Tuju.Upas
menyerang kulit, Cetik menyerang
organ-organ dalam korbannya sedangkan Tuju
menyerang tulang korbannya. Namun dari ketiga jnis racun tersebut, Cetiklah yang paling dikenal dan
digunakan untuk mewakili ketiga jenis racun tersebut. Demi meminimalisir
penyalahgunaan Cetik, para penulis
lontar dahulu enggan menulis secara rinci bahan-bahan pembuatan Cetik, ketertutupan informasi tentang Cetik juga terjadi pada Balian Ushada
(orang yang menyembuhkan Cetik)
mereka lebih mengkonsentrasikan diri untuk mengobati orang yang menjadi korban Cetik.
Bahan pembuatan Cetik
bisa berasal dari bahan tunggal, dari ramuan, dan ada juga Cetik yang bersifat mistis. Bahan-bahan Cetik biasanya di dapatkan di daratan tapi banyak juga didapatkan
dalam lautan, bahan-bahan pembuatan Cetik
umumnya memang bersifat toksin/ racun, baik mengandung mikrobiologis ataupun
menimbulkan iritasi secara fisik. Dengan demikian Cetik dapat bersifat mekanis, khemis, mikrobiologis, ataupun
mistis.
Jenis-jenis Cetik yang paling dikenal
1. Cetik
Gringsing, terbuat dari yuyu
gringsing (ketam hitam)
2.
Cetik
Krawang, terbuat dari kerikan gong gangsa dicampur dengan medang tiing gading
3. Cetik
Buntek, terbuat dari usus ikan buntek
4. Cetik
Sigar Mangsi, terbuat dari lateng layar di laut
5. Cetik
Werangan, terbuat dari logam arsen
6. Cetik
Jinten, terbuat dari tulang manusia
7. Cetik
Badung, terbuat dari cairan yang
keluar dari mayat
Dalam
lontar Cetik dan tutug disebutkan
masa inkubasi dari Cetik tersebut
sangat bervarisi, contohnya Cetik Bangkruk dan Cetik Krawang 105 hari, Cetik Bungkruk Rumpe-Rumpe 47 hari, Cetik
Babi 35 hari, sedangkan Cetik Werangan dalam hitungan jam.
Kegiatan
meracuni orang menggunakan Cetik/
racun merupakan suatu kegiatan yang keji dan bertentangan dengan ajaran agama Hindu
serta kebudayaan Bali yang adi luhur. Oleh karena itu jangan sekali-sekali
menyalahgunakan Cetik tersebut agar
tidak kekuatan Cetik itu malah berbalik
mencelakai kita sesuai dengan hukum Karma Phala.
0 comments:
Post a Comment